Saya yakin bahwa para pembaca sudah cukup sering mendengar kata investasi, yang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan[1]. Tapi, apakah pembaca sudah berinvestasi?
Sebelum membahas pentingnya berinvestasi, penulis akan ajak untuk mengenal terlebih dahulu apa saja instrumen investasi yang bisa kita memberikan keuntungan.
Apa Sajakah Instrumen Investasi yang Tersedia?
Terdapat banyak instrumen investasi yang tersedia di negara Indonesia. Berikut ini penulis telah menyusun beberapa instrumen investasi dimulai dari instrumen yang memiliki risiko paling rendah ke instrumen yang memiliki risiko paling tinggi.
Berinvestasi emas sangatlah digemari masyarakat Indonesia. Dari generasi para orang tua sampai generasi muda, emas cukup populer dikenali sebagai instrumen investasi yang menjanjikan. Risiko berinvestasi emas berupa fluktuasi harga emas dan spread. Lalu karena emas biasa digunakan sebagai instrumen/aset
hedging alias aset lindung nilai, maka kenaikannya biasanya tidak jauh-jauh dari tingkat inflasi negara.
Reksadana merupakan instrumen investasi yang bersifat kolektif. Artinya, dana investor dikumpulkan dalam satu produk reksadana untuk kemudian dikelola oleh perusahaan manajer investasi. Terdapat empat jenis reksadana yang penulis kenal dan tingkat imbal hasil dan risikonya dimulai dari yang terkecil, yaitu reksadana pasar uang (RDPU); reksadana obligasi/pendapatan tetap (RDO/RDPT); reksadana saham (RDS); dan reksadana campuran (RDC).
Investor pemula biasanya tidak toleran terhadap risiko penurunan harga unit reksadana. Oleh karena itu, penulis sarankan untuk membeli unit RDPU terlebih dahulu sebagai pelatihan awal. Hal ini karena tingkat imbal hasil RDPU cenderung konstan dan jarang sekali penulis temui RDPU yang merugi, entah dalam skala waktu 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, atau 1 tahun.
Obligasi, atau nama lainnya surat utang, merupakan instrumen surat utang yang dikeluarkan oleh pihak pertama (biasa dikenal
issuer obligasi) yang dibeli oleh investor obligasi. Issuer obligasi akan memberikan imbal hasil berupa kupon. Pembayaran kupon disesuaikan kebijakan issuer, apakah akan dibayar bulanan, semesteran, atau tahunan. Terdapat dua jenis obligasi yang penulis kenal, yaitu obligasi pemerintah/negara dan obligasi korporasi.
Bagi investor pemula dengan kemampuan keuangan yang masih kecil hanya bisa membeli obligasi pemerintah. Hal ini karena obligasi pemerintah dapat dibeli mulai dari Rp1 juta sedangkan obligasi korporasi (kalau penulis tidak salah) dapat dibeli mulai dari Rp1 miliar.
Risiko yang akan dihadapi investor obligasi adalah gagal bayar dan fluktuasi harga obligasi di pasar sekunder. Namun, karena obligasi negara dilindungi Undang-Undang, maka risiko gagal bayar tidak dimiliki obligasi negara. Untuk melakukan pembelian dan memperoleh informasi terkait obligasi negara, kunjungi website Kementerian Keuangan berikut.
Di Indonesia, saham perusahaan publik diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Untuk melakukan pembelian saham, investor harus melakukan pendaftaran dan pembukaan rekening efek terlebih dahulu di perusahaan sekuritas.
Investasi properti merupakan investasi berisiko tinggi. Selain karena likuiditas yang tidak selikuid saham, properti membutuhkan kejelian investor agar tidak mengalami kerugian. Terdapat berbagai pilihan yang dapat dikategorikan sebagai investasi properti, antara lain investasi dalam bentuk tanah, rumah, bangunan ruko, apartemen, dan lain-lain.
Mengapa Harus Berinvestasi Sejak Dini?
Alasan utama mengapa harus berinvestasi sejak dini adalah inflasi. Inflasi menggerogoti uang kita semua secara diam-diam. Harga barang dan jasa yang naik setiap tahun merupakan contoh yang nyata dalam kehidupan akan adanya inflasi. Untuk itu, kita harus melindungi uang kita dari inflasi dengan cara berinvestasi.
Selain itu, investasi merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan keuangan secara lebih cepat. Salah satu contoh tujuan keuangan adalah mempersiapkan rumah impian atau mempersiapkan biaya pendidikan anak. Dengan menabung saja tidak akan cukup untuk mencapai tujuan keuangan dalam waktu yang relatif sama. Namun, dengan berinvestasi tujuan tersebut dapat tercapai.
Investasi juga mengenal efek bola salju. Semakin panjang cakrawala waktu yang digunakan, maka akan semakin besar pula imbal hasil yang akan diperoleh dari waktu ke waktu.
Jadi, kapan pembaca akan memulai berinvestasi?
Catatan kaki
1. kbbi.web.id/investasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar